Dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan dan menjawab tantangan zaman, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (UNIKAMA) melakukan peninjauan kurikulum dengan pendekatan Outcome-Based Education (OBE). Kegiatan ini menghadirkan narasumber utama yang ahli dalam bidang pengembangan kurikulum dan pendidikan matematika, yaitu Prof. Dr. Subanji, M.Si., Guru Besar Universitas Negeri Malang.

Peninjauan kurikulum ini menjadi momentum penting bagi Prodi Pendidikan Matematika UNIKAMA untuk menyelaraskan capaian pembelajaran dengan kebutuhan dunia kerja, perkembangan IPTEK, serta kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dalam pemaparannya, Prof. Subanji menekankan bahwa OBE bukan sekadar metode penyusunan kurikulum, tetapi sebuah filosofi pendidikan yang berorientasi pada capaian nyata kompetensi lulusan.

“OBE menempatkan mahasiswa sebagai pusat pembelajaran. Artinya, kita harus mendesain pembelajaran dan kurikulum yang benar-benar memastikan mahasiswa mencapai kompetensi yang dibutuhkan di dunia nyata,” ujar Prof. Subanji.

Apa itu Outcome-Based Education?

Outcome-Based Education adalah pendekatan pendidikan yang fokus pada apa yang harus dicapai mahasiswa setelah menyelesaikan program studi. Dalam OBE, semua aspek pendidikan—mulai dari kurikulum, strategi pembelajaran, hingga evaluasi—dirancang untuk memastikan mahasiswa mampu mencapai Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) yang terukur.

Prof. Subanji menambahkan bahwa pendekatan ini menuntut dosen untuk lebih kreatif dan adaptif dalam menyusun Rencana Pembelajaran Semester (RPS), karena pembelajaran tidak lagi bersifat one-way tetapi interaktif, aplikatif, dan kontekstual.

Langkah-langkah Peninjauan Kurikulum di Prodi Pendidikan Matematika

Peninjauan kurikulum dilakukan secara bertahap dan sistematis. Beberapa langkah penting yang dibahas dalam kegiatan ini meliputi:

  1. Evaluasi CPL dan CPMK: Apakah capaian pembelajaran saat ini sudah relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan perkembangan ilmu?
  2. Mapping Kurikulum: Menyusun kembali peta mata kuliah untuk memastikan keselarasan antara konten, metode, dan capaian.
  3. Integrasi MBKM: Menyesuaikan kurikulum agar mendukung kegiatan MBKM seperti magang, proyek desa, dan asistensi mengajar di sekolah.
  4. Penyesuaian Asesmen: Menyusun sistem penilaian berbasis kinerja dan portofolio yang menunjukkan hasil belajar mahasiswa secara nyata.

Tantangan dan Harapan

Prof. Subanji juga menyoroti tantangan dalam implementasi OBE, terutama dalam mengubah pola pikir dosen dan mahasiswa. Menurut beliau, transisi dari pendekatan konvensional ke OBE membutuhkan komitmen dan pelatihan berkelanjutan.

“OBE itu bukan soal administrasi semata, tetapi soal bagaimana kita membentuk lulusan yang siap berkontribusi secara nyata di masyarakat,” tegasnya.

Ketua Prodi Pendidikan Matematika UNIKAMA, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa peninjauan kurikulum ini merupakan bagian dari komitmen untuk menjadikan lulusan tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga kompeten, adaptif, dan berdaya saing tinggi.

Menuju Kurikulum Masa Depan

Dengan semangat kolaboratif dan semangat perubahan, Prodi Pendidikan Matematika UNIKAMA berharap kurikulum berbasis OBE ini akan menjadi fondasi kuat dalam mencetak pendidik matematika yang profesional, inovatif, dan relevan dengan kebutuhan zaman.

Peninjauan ini tidak hanya akan memperkuat mutu pendidikan di UNIKAMA, tetapi juga menjadi kontribusi nyata dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. (TF)

Meninjau Ulang Kurikulum Pendidikan Matematika UNIKAMA: Menyongsong Generasi Emas dengan Outcome-Based Education (OBE)
Ditag pada: